Rabu, 03 Oktober 2012

Kepadatan Penduduk di Ibukota JAKARTA

KELOMPOK MANAJEMEN
KELAS 1EB25

-   ASTRID NOVELITA J (21212228)

-   PUTRI PERTIWI (25212785)
-   ROZELVI (26212710)

Kepadatan Penduduk Sebagai Akar dari Permasalahan Kota Jakarta. Jakarta adalah contoh yang sangat pas untuk membahas sebuah – permasalahan dalam kota. Khususnya masalah kepadatan penduduk. Ibukota Jakarta merupakan daerah terpadat pertama di Indonesia, berikut data yang kami ambil dari internet http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kota_di_Indonesia_menurut_kepadatan_penduduk
Dan data ini dihimpun dari PEMKOT dan PEMPROV wilayah masing-masing kota atau provinsi.

No.
Kota
Provinsi
Luas wilayah
Jumlah
Kepadatan
 (Km2)
 penduduk
 per km2
1
Jakarta Pusat
DKI Jakarta
47,90
889.448
18.569
2
Jakarta Barat
DKI Jakarta
126,15
2.093.013
16.591
3
Jakarta Selatan
DKI Jakarta
145,73
2.001.353
13.733
4
Bandung
Jawa Barat
167,30
2.288.570
13.679
5
Cimahi
Jawa Barat
40,36
546.879
13.549
6
Yogyakarta
DI Yogyakarta
32,50
433.539
13.34
7
Jakarta Timur
DKI Jakarta
187,73
2.391.166
12.737
8
Surakarta
Jawa Tengah
44,03
506.397
11.501
9
Jakarta Utara
DKI Jakarta
142,30
1.445.623
10.159
10
Bekasi
Jawa Barat
210,49
1.993.478
9.471
11
Cirebon
Jawa Barat
37,36
308.771
8.265
12
Tangerang
Banten
177,30
1.451.595
8.187
13
Banjarmasin
Kalimantan Selatan
72,00
589.115
8.182
14
Surabaya
Jawa Timur
326,37
2.611.506
8.002
15
Medan
Sumatera Utara
265,10
2.029.797
7.657
16
Bogor
Jawa Barat
118,50
891.467
7.523
17
Malang
Jawa Timur
110,06
790.356
7.181
18
Depok
Jawa Barat
200,29
1.374.903
6.865
19
Magelang
Jawa Tengah
18,12
124.374
6.864
20
Mojokerto
Jawa Timur
16,47
111.86
6.792


Dari data berikut dapat kita perhatikan bahwa wilayah Jakarta Timur merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak, tetapi kepadatan penduduknya terdapat di Jakarta Pusat. Namun, wilayah yang jumlah penduduknya lebih sedikit terdapat di wilayah Jakarta Pusat. Kepadatan penduduk khususnya daerah Jakarta disebabkan oleh faktor sebagai berikut:

-   Jumlah angka kelahiran yang relatif tinggi dan jumlah angka kematian yang relatif rendah
-  Pemikiran masyarakat desa yang menganggap bahwa Jakarta akan memberikan kesejahteraan untuk mereka padahal hal ini dapat menimbulkan masalah baru seperti tingginya jumlah pengangguran, kemiskinan yang meningkat sehingga taraf kehidupan masyarakat menjadi menurun dan hal ini menyebabkan tingkat kriminalitas yang cenderung meningkat di daerah perkotaan

Ada banyak faktor yang memicu urbanisasi misalnya; modernisasi teknologi, rakyat pedesaan selalu dibombardir dengan kehidupan serba wah yang ada di kota besar sehingga semakin mendorong mereka meninggalkan kampungnya. Pendidikan. Faktor pendidikan juga sangat berpengaruh terhadap melunjaknya jumlah penduduk. Lapangan Kerja. Jakarta sebagai kota besar dan berpenduduk banyak tentunya sangat menjanjikan untuk orang-orang kecil yang berniat untuk mencari sesuap nasi dikota ini mulai dari pedagang kaki lima (PKL), pedagang asongan, tukang ojek, tukang semir sepatu, buruh pabrik, pembantu rumah tangga, dll.

DAMPAK
Kesesakan yang diakibatkan oleh berlebihannya pendduduk Jakarta mengakibatkan; Sifat Konsumtif, Kekumuhan kota, Kemacetan lalu lintas, Kriminalitas yang tinggi, Struktur kota yang berantakan, isu Jakarta tenggelam, Banjir, pelebaran kota dengan tata kota yang tidak baik, melonjaknya sector informal, terjadinya kemerosotan kota, dan pengembangan industry yang menghasilkan limbah.
Semua upaya untuk mengekang tingkat kelahiran di kota itu akan menjadi tidak berarti jika kita tidak dapat membatasi urbanisasi. Untuk mengatasi masalah ini, Jakarta tidak bisa bekerja sendiri karena masih ada faktor yang mendorong urbanisasi dari berbagai daerah. Namun Semua masalah ini hanya bisa dipecahkan jika ada kemauan politik dari pemerintah pusat untuk menangani masalah mengurangi kesenjangan antara Jakarta dan provinsi-provinsi lainnya.

- Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menekan pesatnya pertumbuhan penduduk :

1. Menggalakkan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum dan masal, sehingga akan mengurangi jumlah angka kelahiran.
2. Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi.

- Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengimbangi pertambahan jumlah penduduk :

1. Penambahan dan penciptaan lapangan kerja
Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat maka diharapkan hilangnya kepercayaan banyak anak banyak rejeki. Di samping itu pula diharapkan akan meningkatkan tingkat pendidikan yang akan merubah pola pikir dalam bidang kependudukan.
2. Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan
Dengan semakin sadar akan dampak dan efek dari laju pertumbuhan yang tidak terkontrol, maka diharapkan masyarakat umum secara sukarela turut mensukseskan gerakan keluarga berencana.
3. Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi
Dengan menyebar penduduk pada daerah-daerah yang memiliki kepadatan penduduk rendah diharapkan mampu menekan laju pengangguran akibat tidak sepadan antara jumlah penduduk dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.
4. Meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan
Hal ini untuk mengimbangi jangan sampai persediaan bahan pangan tidak diikuti dengan laju pertumbuhan. Setiap daerah diharapkan mengusahakan swasembada pangan agar tidak ketergantungan dengan daerah lainnya.

Sumber:

Tidak ada komentar: